Sebelum Gempa dan Tsunami, Video Ini Ungkap Kota Palu Sarang LGBT
Sebelum Gempa dan Tsunami, Video Ini Ungkap Kota Palu Sarang LGBT
Habisali Hanif
Dipublikasikan tanggal 29 Sep 2018 (source:[youtube)
JAKARTA – Sebuah video beredar dimedia sosial menampilkan berita yang mengungkap maraknya praktik LGBT di kota Palu Sulawesi Tengah sebelum wilayah itu diterjang Gempa dan Tsunami.
Video memuat berita PaluTV tertanggal 6 Maret 2018 itu diunggah oleh akun Facebook bernama Nur Fitri Damia, pada Senin (1/10/2018).
PaluTV melaporkan, Mahasiswa Anti LGBT mendapatkan bukti-bukti bahwa perkembangan praktik penyimpangan seksual tersebut semakin meningkat tajam di Kota Palu.
Bahkan mereka secara terang-terangan menampakkan diri sebagai penyuka sesama jenis di media sosial.
Mahasiswa ini menemukan adanya beberapa grup aktif di sosial media Facebook yang menjadi forum para kaum LGBT yang berada di Kota Palu.
Salah satunya adalah grup “Gay Kota Palu” yang telah memiliki 1500 lebih anggota.
Mereka menjadikan grup tersebut sebagai forum khusus untuk saling berkenalan, curhat sesama gay, menawarkan diri mereka untuk dijadikan pacar, bahkan sebagai pasangan untuk saling berhubungan seks.
Lima bulan setelah berita ini kota Palu diguncang gempa 7,4 SR kemudian disusul tsunami setinggi 2 meter pada Jumat (28/9) lalu.
Gempa setara 200 kali bom atom Hirosima itu benar-benar meluluhlantakkan banyak Bangunan. Bahkan, ada satu kampung di Palu yang hilang ditelan tanah.
“kasihan satu kampung habis ditimbun sama longsor pas gempa sama tsunami itu datang. Jalan lubang, putus semua, rumah-rumah penduduk sampai tidak kelihatan karena sudah ditutup tanah langsung. Hilang itu kampung,” kata salah satu warga kepada JawaPos.
Kampung itu berada di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan. Rumah penduduk sebagian besar baik permanen maupun semipermanen tertimbun di bawah tanah kering.
Jalan aspal yang membentang menuju pusat kampung itu terbelah. Aksesnya terputus.
Selain itu, fenomena tanah bergerak atau disebut likuifaksi (liquefaction) terjadi di beberapa titik di Sulawesi Tengah pascagempa mengguncang.
Tanah bergerak seperti lumpur hidup, rumah amblas terseret hingga mengeluarkan lumpur hitam. Keluarnya lumpur hitam dari perut bumi dijelaskan akibat berkurangnya kepadatan tanah karena getaran.
“Fenomena likuifaksi di Patobo menenggelamkan ratusan rumah dengan lumpur hitam. Ada 744 unit rumah yang tertimbun lumpur hitam. Evakuasi lebih sulit. Oleh karena itu jumlah korban terus bergerak dinamis,” ujar Humas BNPB Sutopo Purwonugroho, dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10).
Korban tewas gempa yang teridenfikasi saat ini mencapai 844 orang. Korban tewas terbanyak berada di Palu yakni 821 orang. Sementara di Donggala 11 orang dan Kabupaten Parigi Moutong 12 orang.
Namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah karena gempa sempat terjadi di Patobo yang cukup parah benakmerah.co,senin(01/10/2018)
Penulusuran melalui ''digital archive'' di Google, ternyata memang ada ditemukan pemberitaan sekitar maraknya aktivitas LGBT dan PSK di kota Palu yang rupanya sudah mencemaskan warga Palu yang peduli, beberapa waktu sebelum bencana besar ini. Wallahu'' alam.
MUI Larang Kegiatan Berbau LGBT di Sulawesi Tengah
Jakarta, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah berharap tidak ada kegiatan yang berbau Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) di Palu yang dilaksanakan oleh pihak manapun.
Ungkapan itu disampaikan Ketua MUI Sulteng, Habib Ali Al-Djufrie di Palu, Jumat (9/2) malam. Ia mengatakan kegiatan yang berbau LGBT sama sekali tidak bermanfaat bagi generasi muda di daerah itu.
"Kita tidak ingin kegiatan-kegiatan seperti itu diadakan lagi di Kota Palu walaupun LGBT itu ada. Kita bukan memusuhi," katanya usai memberi sambutan pada Musyawarah Daerah (Musda) ke VIII MUI Sulteng di Asrama Haji Transit Palu, seperti dilansir dari Antara.
Hal itu dikemukakannya terkait adanya rencana pemilihan Miss Indonesia Queen 2018 atau Miss Waria yang diselenggarakan New Roy Entertainment di Kota Palu.
Kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan pada 25 Februari 2018 di Hotel Santika Palu. Namun, rencana tersebut mendapat penolakan keras dari warga, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa karena dianggap hanya akan merusak moral anak-anak muda Kota Palu.
Menurut Habib Ali, kegiatan tersebut hanya akan merusak moral anak-anak muda Kota Palu.
"Bisa saja kegiatan tersebut merupakan misi untuk menghancurkan akhlak," katanya.
MUI Sulteng, kata Habib Ali, terus berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Palu maupun Pemerintah Sulteng agar tidak membiarkan kegiatan-kegiatan sejenis kembali diadakan di kabupaten maupun kota di Sulawesi Tengah.
Selain itu, ia meminta agar kegiatan yang terkait dengan LGBT tidak dijadikan komoditas politik oleh partai politik manapun hanya demi suksesi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan pemilihan wakil rakyat di tingkatan daerah maupun pusat. Hal ini terkait dengan momen di mana 2018 dan 2019 merupakan tahun politik.
Sebelumnya warga Kota Palu sempat dibuat geram oleh rencana pemilihan Miss Indonesia Queen 2018 atau Miss Waria yang diselenggarakan New Roy Entertainment di Kota Palu. Namun, kegiatan itu akhirnya batal setelah mendapat penolakan dari berbagai pihak. CNNIndonesia,Sabtu(10/02/2018)
MUI: Palu Barat Harus Bebas Maksiat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu Prof Dr H. Zainal Abidin meminta kepada Pemerintah Kota Palu untuk tidak membuka peluang usaha yang berorientasi pada kemaksiatan di wilayah Palu Barat karena wilayah ini sudah dinyatakan sebagai kawasan religi oleh pemkot.
"Saya berharap Pemkot Palu mengontrol semua tempat hiburan di Kecamatan Palu Barat agar tidak ada praktik-praktik kemaksiatan," katanya kepada Antara Palu, Kamis Malam.
Guru besar dan Rektor IAIN Palu itu menuturkan, bahwa pemerintah kota sendiri yang menetapkan Palu Barat sebagai kawasan religi. Karena itu suasana religius yang ditandai dengan giatnya ummat beribadah dan jauhnya praktik-praktik kemaksiatan dan kejahatan lainnya dari antara masyarakat, harus tetap terjaga dengan baik.
"Ini (kawasan religi) adalah pencanangan yang sangat baik namun harus mampu direalisasikan oleh Pemerintah Kota Palu," ujarnya. Dengan demikian, lanjut dia, tidak boleh ada izin usaha hiburan yang mengandung kegiatan kemaksiatan di wilayah yang telah ditetapkan sebagai kawasan religi itu.
Ia juga mengingatkan bahwa di wilayah Palu Barat tersebut terdapat makam Habib Idrus Bin Salim Aljufri (Guru Tua), Perguruan Alkhairaat, Makam Dato Karama (Abdul Raqih), kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, dan kampus Universitas Alkhairaat (UNISA).
Wakil Wali Kota Palu H. Mulhanan Tombolotutu menyebutkan potensi wisata religi yang dimiliki oleh Kota Palu akan dikembangkan sehingga menjadi icon kota berpenduduk sekitar 350.000 jiwa ini. "Ini adalah kekayaan yang kita miliki, dan harus dikembangkan," ucapnya.
Mulhanan berjanji tidak akan memberikan izin kepada invetor atau pelaku usaha hiburan yang berpontesi menjadikan tempat usaha itu sebagai tempat berbau maksiat.
Kisah Masjid Terapung di Palu yang Mengusir Maksiat
Palu - Wisatawan yang jalan-jalan ke Palu, Sulawesi Tengah pasti dibuat kaget oleh Masjid Arkam Babu Rahman. Inilah masjid terapung yang saat malam hari kubahnya bercahaya 7 warna. Tak hanya itu, masjidnya punya banyak kisah inspiratif.
detikTravel sempat berkunjung ke Palu dan mampir menunaikan ibadah salat Maghrib di sana beberapa waktu lalu. Saat itu, imam dari Masjid Arkam Babu Rahman, Abdul Salam menyambut dengan hangat dan berbagi kisah tentang sejarah masjid ini.
"Nama masjid ini adalah singkatan dari nama kedua almarhum orang tua pendiri masjid. Masjidnya dibangun dengan biaya sendiri atas nama umat Muslim," kata Abdul menjelaskan.
Dari arsitektur bangunannya saja, pembangunan Masjid Arkam Babu Rahman pasti menghabiskan biaya yang tak sedikit. Abdul tidak ingin membahasnya lebih dalam soal biaya pembangunan, yang pasti menurutnya biaya pembangunan Masjid Arkam Babu Rahman mencapai angka miliyaran rupiah.
Abdul malah menceritakan kisah lainnya yang menarik seputar Masjid Arkam Babu Rahman. Masjid yang lokasinya ada di pantai Teluk Palu, dekat dengan Pantai Talise ini dianggap mampu mengusir maksiat.
"Jujur saja, wilayah masjid ini dulunya tempat muda-mudi pacaran, melakukan maksiat. Semenjak Masjid Arkam Babu Rahman diresmikan pada Desember 2011, Alhamdulillah sudah tidak ada lagi yang pacaran di sini," tuturnya.
Abdul menambahkan, Masjid Arkam Babu Rahman langsung diserbu wisatawan yang datang ke Palu dan masyarakat sekitar untuk beribadah. Tak sedikit pula wisatawan yang datang hanya untuk berfoto-foto di sana. Suasana di masjid jadi ramai, dan anak-anak muda yang tadinya masih pacaran di sekitar masjid akhirnya bubar dengan sendirinya.
"Suasananya sudah aman, khusyuk untuk beribadah. Masjid Arkam babu Rahman juga sudah memualafkan lebih dari ratusan orang hingga kini," ucap Abdul.
Keunikan Masjid Arkam Babu Rahman adalah kubahnya dapat bercahaya 7 warna saat malam hari. Cahaya itu berasal dari suatu alat yang dipesan langsung dari China. Ketujuh warna cahayanya adalah merah, jingga, hijau, unggu, biru, pink dan putih. Warnanya berganti-ganti dalam hitungan detik.
"Khusus bulan Ramadan, pihak masjid menyiapkan buka puasa dan shalat tarawih. Peralatan salat di dalam masjid juga lengkap," kata Abdul.
Masjid Arkam Babu Rahman mampu menampung 200 jamaah. Pilar-pilar masjidnya tertancap 10 meter ke dalam laut, maka oleh sebab itulah masjid ini disebut masjid terapung.
Kalau Anda melancong ke Palu, jangan lupa mampir dan ibadah di masjid ini ya! Travel.detik.com,Rabu(02/07/2018)
Comments
Post a Comment